Kamis, 16 Desember 2010

APAKAH BENAR ASMAUL HUSNA HUKUMNYA WAJIB.??

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan/
Ilah (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Dia mempunyai
asmaa'ul husna (nama-nama yang
baik)." - (Q.S. Thaa-Haa : 8)
Katakanlah: "Serulah Allah atau
serulah Ar-Rahman. Dengan nama
yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai al asmaa'ul husna
( nama-nama yang terbaik) dan
janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam salatmu dan
janganlah pula merendahkannya
dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu" - (Q.S Al-Israa': 110) "Allah
memiliki Asmaa' ulHusna, maka
memohonlah kepada-Nya dengan
menyebut nama-nama yang baik
itu..." - (QS. Al-A'raaf : 180) Beriman
kepada nama-nama dan sifat-sifat
Allah merupakan bagian dari tauhid
dan menjadi konsekuensi iman
kepada Allah. Maknanya yaitu
meyakini bahwa Allah memiliki
Asmaul Husna ( nama-nama yang
mahaindah) dan sifat-sifat yang
mahamulia sebagaimana yang
diterangkan dalam Al-Qur ’an dan
Sunnah Rasul- Nya. Mengenal
Asmaul Husna dengan sungguh-
sungguh, menghafal, memahami
maknanya kemudian berdoa dan
beribadah kepada Allah dengannya
menjadi sebab penguat iman yang
paling besar. Bahkan, mengenal
asma ’ dan sifat Allah merupakan
dasar iman yang kepadanya
keimanan akan kembali. Karenanya,
apabila seorang bertambah
ma ’rifahnya terhadap asma’ dan
sifat Allah, niscaya imannya
bertambah dan keyakinanya kuat.
Ibnul Qayyim rahimahullah
menyebutkan urgensi memahami
Asmaul Husna, “Mengetahui nama-
nama Allah dan menghafalnya
adalah dasar dari segala ilmu. Siapa
yang telah menghafal nama-nama-
Nya dengan benar berarti ia telah
memahami seluruh ilmu. Karena
menghafal nama-nama-Nya
merupakan dasar untuk dapat
menghafal segala macam ma'
lumat. Dan segala macam ilmu
tersebut akan terwujud setelah
memahami al-Asma ’ al-Husna dan
bertawassul dengannya.” (Bada’i al-
Fawaid: 1 /171) Diriwayatkan dalam
Shahihain, dari Abu Hurairah
radliyallaahu 'anhu, bahwa
Rasulullah shallallaahu ' alaihi
wasallam bersabda, "Sesungguhnya
Allah memiliki 99 nama, seratus
kurang satu, siapa yang meng-
ihsa ’nya pasti masuk surga." (HR.
Bukhari dan Muslim) Makna Ihsha’
yang dapat menghantarkan kepada
surga memiliki tiga tahapan:
Pertama, menghafal lafadz-lafadz
dan jumlahnya. Kedua, memahami
makna dan maksud yang
terkandung di dalamnya. Ketiga,
berdoa dengannya, baik doa yang
berbetuk pujian dan ibadah ataupun
meminta. Apabila seorang
bertambah ma ’ rifahnya terhadap
asma’ dan sifat Allah, niscaya
imannya bertambah dan
keyakinanya kuat. Nama-nama Allah
bersifat Tauqifiyah Asmaul Husna
adalah perkara baku yang tidak bisa
dinalar oleh akal. Karena akal saja
tidak mungkin mampu mengenal
nama-nama Allah yang pantas
untuk-Nya dan tidak mungkin dapat
mengetahui kesempurnaan dan
keagungan sifat Allah. Karenanya
seluruh ulama madzhab bersepakat
tentang larangan menamai Allah
kecuali dengan nama-nama yang
telah disebutkan dan dikabarkan
sendiri oleh-Nya dalam Al-Qur ’an
maupun melalui lisan Rasul-Nya,
tanpa menambah dan mengurangi.
Oleh sebab itu, kita wajib
menetapkan asmaul husna sesuai
dengan nama yang secara nash
telah disebutkan dalam Al-Qur ’an
dan hadit shahih. Ibnu Hazm
rahimahullah berkata, “ Tidak boleh
memberikan nama untuk Allah
kecuali dengan nama yang telah
Allah sebutkan dan kabarkan dalam
Al-Qur ’an dan melalui lisan Rasul-
Nya atau berdasarkan ijma kaum
muslimin, tanpa menambahinya,
meskipun makna dari nama-nama
tersebut itu benar dan sesuai
dengan sifat Allah Subhanahu wa
Ta'ala. ” (Al- Fash: 2 /108) Imam al-
Nawawi rahimahullaah berkata,
“ Sesungguhnya nama- nama Allah
itu bersifat tauqifiyah, yaitu tidak
boleh ditetapkan kecuali berdasarkan
dalil-dalil shahih." (Syarah Shahih
Muslim, Imam al-Nawawi: 7 /188)
Sesungguhnya nama-nama Allah itu
bersifat tauqifiyah, yaitu tidak boleh
ditetapkan kecuali berdasarkan dalil-
dalil shahih. Berapa Jumlah Nama
Allah? Sesuatu yang sudah masyhur
di tengah-tengah umat bahwa
Asmaul Husna berjumlah 99 nama,
sebagaimana yang disebutkan pada
hadits Abu Hurairah radliyallahu '
anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Sesungguhnya
Allah memiliki 99 nama, seratus
kurang satu, siapa yang
menghafalnya pasti masuk
surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun maknanya bukan berarti
Allah tidak memiliki nama-nama
kecuali ini saja. Tetapi, maknanya
yang sesungguhnya adalah Dia
memiliki nama-nama yang terhitung
yang berjumlah 99 nama, siapa
yang menghafal nama-nama
tersebut, dia akan masuk surga. Ini
tidak menafikan kalau Dia memiliki
nama selainnya. Sedangkan sabda
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "
Siapa yang menghafalnya/
menghitungnya," menjadi
pelengkap susunan kalimat pertama
bukan susunan pembanding yang
terpisah. Susunan ini seperti ucapan
seseorang, "Saya memiliki seratus
kuda yang kusiapkan untuk berihad
di jalan Allah." Ini bukan berarti dia
hanya memiliki seratus kuda saja
dan tidak memiliki yang lainnya
yang disiapkan utnuk urusan
lainnya. ( Dinukil dari penjelasan
Syaikh Ibnul Utsaimin dalam Majmu'
Fatawa wa al-Rasail, Jilid pertama)
Imam al-Khathabi dan lainnya
menjelaskan, maknanya adalah
seperti orang yang mengatakan "
Saya memiliki 1000 dirham yang
kusiapkan untuk sedekah," yang
bukan berarti uangnya hanya 1000
dirham itu saja. (Majmu' Fatawa:
5 /217) Dalil khusus yang
menguatkan bahwa nama-nama
Allah tidak terbatas pada jumlah
tertentu, 99 nama saja ditunjukkan
oleh sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dalam hadits Shahih: "Aku
memohon kepada-Mu dengan
segala nama yang menjadi milik-
Mu, yang Engkau namakan diri-Mu
dengannya, atau Engkau turunkan
dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau
ajarkan kepada seorang dari
makhluk-Mu, atau yang Engkau
rahasiakan dalam ilmu ghaib yang
ada di sisi-Mu . . ." (HR. Ahmad dan
lainnya. Hadits ini telah dishahihkan
oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya
Ibnul Qayyim, keduanya banyak
menyebutkannya dalam kitab-kitab
mereka. Juga dihasankan oleh Al-
Hafidz dalam Takhriij Al-Adzkaar
dan dishahihkan oleh Al-Albani
dalam al-Kalim al Thayyib hal. 119
no. 124 dan Silsilah Shahihah no.
199) Lafadz, awis ta'tsarta bihii fii '
ilmil ghaibi 'indaka (atau yang
Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib
yang ada di sisi-Mu) menunjukkan
bahwa ada nama Allah yang tidak
diberitahukan kepada salah seorang
dari makhluk-Nya, hanya Dia sendiri
yang mengetahuinya. Dan apa yang
Allah rahasiakan dalam ilmu ghaib
tidak mungkin dapat diketahui. Dan
sesuatu yang tidak dapat diketahui
tidak dapat dibatasi. Berdasarkan ini,
Nabi shallallahu ' alaihi wasallam
bersabda: "Saya tidak bisa
menghinggakan pujian kepada-Mu
sebagaimana Engkau memuji
terhadap diri-Mu sendiri." (HR.
Muslim, Abu Dawud, Al-Tirmidzi
dan lainnya) Bahwa ada nama Allah
yang tidak diberitahukan kepada
salah seorang dari makhluk-Nya,
hanya Dia sendiri yang
mengetahuinya. Status hadits yang
merinci dan mengurutkan Asmaul
Husna Ibnu Taimiyah rahimahullah
telah menukil kesepakatan dari para
ulama terhadap hadits yang
mengurutkan dan merincinya
adalah tidak shahih dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam.
Sementara orang-orang yang
menganggap shahih hadits yang
merinci tentang Asmaul Husna yang
99 beralasan, "Ini adalah perkara
besar karena menjadi sebab masuk
surga. Maka tidak mungkin para
sahabat membiarkannya tanpa
menanyakannya kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tentang
perincian dan kepastiannya. Berarti
hal ini membuktikan bahwa
kepastian dan perincian Asmaul
Husna tersebut berasal dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam." Tanya
Jawab Masalah Islam jam 10 23
tanggal 05 Agustus 2010 Ibnu
Taimiyah menukil kesepakatan dari
para ulama terhadap hadits yang
mengurutkan dan merincinya
adalah tidak shahih dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam. Alasan di
atas dapat dijawab sebagai berikut,
"Tidak mesti begitu. Kalau
seandainya seperti itu harusnya 99
nama ini diterangkan lebih rinci
daripada ilmu tentang matahari. Dan
seharusnya juga dinukil dalam
Shahihain (Shahih al-Bukhari dan
Shahih Muslim) serta yang kitab
lainnya. Karena hal ini sangat
dibutuhkan dan mendesak untuk
dihafalkan. Lalu kenapa hanya
diriwayatkan dari jalur yang masih
diragukan dan dalam bentuk yang
saling berlainan. Sesungguhnya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak
menerangkannya dengan rinci
karena adanya hikmah yang agung,
yaitu agar orang-orang mencarinya
dan berusaha mendapatkannya
dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya shallallahu 'alaihi wasallam
sehingga terbukti siapa yang
memiliki kesungguhan dan siapa
yang tidak." Wallahu a'lam bish
Shawab.

2 komentar:

  1. Mohon tata tulisannya diperhatikan demi kenyamanan para pembaca

    BalasHapus
  2. Hotel, Casino & Brewery - Mapyro
    › Hotel-Casino-and-Hills › Hotel-Casino-and-Hills View 창원 출장마사지 53 photos 광명 출장샵 and 33 tips from 54 visitors to Hotel, Casino 정읍 출장안마 & Brewery. "It 공주 출장샵 was my first casino visit and 동해 출장안마 so much fun and excitement  Rating: 3.4 744 reviews Price range: $$

    BalasHapus