Rabu, 01 Desember 2010

KENAPA DOA SAYA BELUM DIKABUL.??

Sesungguhnya Allah
swt. akan selalu
mengabulkan
permintaan hamba-
Nya yang berdo ’a
dengan sungguh-
sungguh.
“ Berdo’alah
kepada-Ku, niscaya
akan Aku kabulkan
do ’amu.” (QS. Al-
Mu’min 40:60)
Pengabulan do’a
ada yang cash
(langsung/kontan).
Misalnya, saat
tahajud kita minta
jodoh yang shaleh.
Ternyata, siang
harinya ada yang
melamar dan
besoknya menikah.
Inilah do ’a yang
cash (kontan).
Ada juga do ’a yang
delayed (tertunda /
ditangguhkan).
Misalnya, hari ini kita
berdo ’a, tetapi
dikabulkannya baru
lima tahun kemudian.
Inilah do ’a yang
delayed
(ditangguhkan).
Bahkan ada juga
do ’a yang
pengabulannya tidak
di dunia, tetapi
menjadi deposito
amal shaleh kita di
akhirat. Ini juga
merupakan bentuk
pengabulan do’a
yang delayed
(ditangguhkan).
Rasulullah saw.
bersabda: “Tidak
ada seorang muslim
yang menghadapkan
mukanya kepada
Allah untuk
berdo ’a, kecuali
Allah akan
mengabulkannya
(memberikannya).
Kadang-kadang,
pengabulannya
dipercepat (cash) dan
kadang diperlambat/
ditanggauhkan
(delayed). ” (HR.
Ahmad dan Hakim)
Secara manusiawi,
apabila permohonan
kita tidak atau belum
terkabulkan, kita
merasa sumpek.
Padahal,
kemungkinan besar
ini yang terbaik
untuk kita.
Ingat, ilmu kita
sangat terbatas,
sementara ilmu Allah
swt. Maha luas.
“ Bisa saja kamu
membenci sesuatu
padahal hal itu baik
untuk kamu, dan
boleh jadi kamu
menyukai sesuatu
padahal hal itu buruk
bagi kamu. Dan Allah-
lah yang mengetahui,
sedangkan kamu
tidak
mengetahui. ” (QS.
Al-Baqarah 2:216)
“ Bisa saja kamu
membenci sesuatu
padahal Allah
menjadikan padanya
kebaikan yang
banyak. ” (QS. An-
Nisa 4:19)
Prinsip-prinsip di atas
harus dipegang
teguh agar kita tidak
berprasangka buruk
kepada Allah swt.
dan tidak putus asa
dari rahmat dan
karunia-Nya. Adapun
trik agar do ’a kita
lebih berpeluang
untuk dikabulkan
adalah sebagai
berikut,
1. Awali Do ’a
dengan Asmaul
Husna.
“ Allah mempunyai
Asmaul Husna, maka
bermohonlah
kepada-Nya dengan
menyebut asmaul
husna itu …” (QS.
Al-A’raf 7:180)
Asmaul Husna artinya
nama-nama Allah
yang baik, seperti Ar-
Rahman (Maha
Pemurah), Al Hakiim
(Maha Bijaksana), Ar-
Rahiim (Maha
Penyayang), Al Kariim
(Maha Dermawan), Al
‘ Aliim (Maha
Mengetahui), dan
lain-lain. Merujuk
pada ayat ini, ketika
kita akan meminta
sesuatu pada Allah
swt., maka awali
dengan asmaul
husna yang kita
hafal, misalnya Ýa
Rahmaan, Ya Rahiim,
dan lain-lain. setelah
itu baru kita
berdo’a.
Berapa kali Asmaul
Husna yang harus
kita baca pada awal
do ’a ? Tidak ada
satu dalil pun yang
shahih yang
menjelaskan
jumlahnya. Jadi,
baca saja semampu
dan semau kita,
sesuaikan dengan
situasi dan kondisi.
Namun, alangkah
baiknya kalau
Asmaul Husna yang
kita baca itu ada
korelasi (hubungan)
dengan permintaan
kita, misalnya kalau
minta ilmu, awali
dengan Ya ‘Aliim
(WahaiYang Maha
Tahu), Ya Hakiim
(Wahai Yang Maha
Bijaksana). Kalau
minta ampun, kita
awali dengan Ya
Ghafuur (Wahai Yang
Maha Pengampun),
Ya Rahiim (Wahai
Yang Maha
Penyayang), dan lain-
lain.
2. Ucapkan Kalimah
Tauhid Setelah
membaca Asamul
Husna, lalu kita
ucapkan Kalimah
Tauhid, yaitu
pernyataan yang
mengekpresikan
keimanan kita
kepada Allah swt.
Kita nyatakan bahwa
Allah swt. itu Maha
Tunggal, Maha
Berkuasa, tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan
lain-lain. Adapun
Kalimah Tauhid yang
sebaiknya kita baca
saat berdo’a
adalah sebagai
berikut, [Allahumma
inni as aluka bi anni
asyhadu annaka
antallahu laa ilaaha
illa antal ahadu
shamadul ladzi lam
yalid wa lam yuulad
wa lam yakun lahu
kufuwan ahad ]
“ Sesungguhnya aku
memohon kepada-
Mu ya Allah, dengan
bersaksi bahwa
sesungguhnya
Engkau adalah Allah
Yang tiada Tuhan
selain Engkau, Yang
Maha Tunggal dan
Yang menjadi
tempatku
bergantung, Yang
tidah beranak dan
tidak diperanakkan,
serta tak ada yang
menyamai-Mu
seorang
pun. ” (H.R.Abu Daud,
Tirmizdi, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban, dan
Hakim) [Laa ilaaha
illallaahu wallaahu
akbaru, Laa ilaaha
illallaahu wahdahu
laa syariika lahu,
lahulmulku walahul
hamdu wahuwa
‘ alaa kulli syai-in
qadiir, laa ilaaha
illallaahu, walaa
haula walaa
quwwata illa billaah]
“ Tiada tuhan selain
Allah, dan Allah Maha
Besar, tiada Tuhan
selain Allah Yang
Maha Tunggal, tiada
sekutu bagi-Nya,
milik-Nya segala
kerajaan dan milik-
Nya pula segala puji,
dan Dia berkuasa
atas segala sesuatu.
Tiada Tuhan selain
Allah dan tiada daya
serta tak ada
kekuatan selain
dengan kekuatan
yang datang dari
Allah. ” (H.R.Thabrany)
3. Iringi do’a
dengan prasangka
baik. Berdo ’a harus
diiringi dengan
prasangka baik
kepada Allah swt.
bahwa Dia akan
selalu mengabulkan
do ’a kita. Apabila
do’a belum
dikabulkan, kita
harus yakin bahwa
apa yang kita pinta
mungkin menurut
Allah swt. kurang
baik, karena itulah
Dia tidak
mengabulkan
permintaan kita,
atau tanpa kita
sadari Allah telah
menggantinya
dengah yang lebih
baik.
Yakinlah, Allah swt.
hanya akan
mengabulkan
permintaan yang
sekiranya akan
menjadi kebaikan
untuk diri kita.
“ Sesungguhnya
Allah ‘azza wa jalla
berfirman: “Aku
akan mengikuti
persangkaan hamba-
Ku kepada-Ku. Dan
Aku selalu
menyertainya
apabila ia berdo ’a
kepada-Ku”.
(H.R.Bukhari dan
Muslim). Maksudnya,
kalau kita
menyangka Allah itu
Maha Penyayang,
maka Dia akan
menyayangi kita.
Kalau kita
menyangka Allah itu
akan mengabulkan
do ’a kita, maka Dia
akan
mengabulkannya
selama yang kita
mintakan itu akan
menjadi kebaikan.
4. Berdo ’a dengan
hati yang mantap
Allah akan
mengabulkan do ’a
yang lahir dari hati
yang sungguh-
sungguh (mantap),
karena itu
bersungguh-sungguh
dan optimislah
bahwa do’a kita
bakal dikabulkan-
Nya. “Wahai
manusia, jika kamu
memohon kepada
Allah ‘azza wa jalla,
mohonlah langsung
kehadirat-Nya
dengan keyakinan
yang penuh bahwa
do ’amu akan
dikabulkan, karena
Allah tidak akan
mengabulkan do ’a
yang keluar dari hati
yang
lalai. ” (H.R.Ahmad)
5. Berdo’a dengan
kerendahan hati dan
suara lembut
Kebalikan dari
rendah hati adalah
sombong. Kalau kita
ingin do ’a kita
dikabulkan, kikislah
serta kuburlah sifat-
sifat sombong atau
takabur. Ketahuilah,
Allah hanya akan
mengabulkan do ’a
orang-orang yang
rendah hati.
“ Berdo’alah
kepada Tuhanmu
dengan berendah
hati dan suara yang
lembut.
Sesungguhnya Allah
tidak suka kepada
orang-orang yang
melampaui
batas. ” (QS. Al-
A’raf,7 : 55) Selain
dengan rendah hati,
berdo ’a sebaiknya
dilakukan dengan
suara yang lembut,
karena Allah itu
maha Mendengar
dan Maha
Mengetahui. Kita
tidak perlu berdo’a
dengan berteriak.
Rasulullah saw.
pernah menegur
sejumlah shahabat
yang berdo ’a
dengan berteiak-
teriak, Sabda Nabi
saw., “Hai Manusia,
sesungguhnya Dzat
yang kamu seru itu
tidak tuli dan tidak
jauh, sesungguhnya
Tuhan yang kamu
seru itu ada diantara
kamu, bahkan
diantara leher
kamu !” (HR.
Muttafaq ‘Alaih)
6. Ulangi Permintaan
Sebanyak tiga kali
Saat berdo ’a,
Rasulullah saw., suka
mengulanginya
hingga tiga kali.
“ Nabi saw., apabila
berdo’a, beliau
mengulanginya tiga
kali, dan apabila
meminta, juga
mengulanginya tiga
kali. ” (H.R.Muslim).
7. Iringi do’a
dengan ikhtiar
(usaha) Do ’a dan
ikhtiar bagaikan dua
sisi dari satu mata
uang. Keduanya
saling melengkapi,
tidak bisa dipisahkan.
Kalau kita minta ilmu,
barengi dengan
belajar, minta harta,
dampingi dengan
usaha, minta sukses
dalam karier, iringi
dengan kerja keras,
minta kesembuhan,
ikuti dengan
pengobatan, dan
lain-lain. “…
Bekerjalah
(berusahalah) kamu,
maka Allah dan
Rasul-Nya serta
orang-orang beriman
akan melihat
pekerjaan
(ikhtiar)mu
itu …” (QS.
Attaubah 9:105)
setiap do ’a yang
kita panjatkan pasti
akan dikabulkan
Allah swt. Adapun
bentuk
pengabulannya, ada
yang langsung, ada
pula yang di
tangguhkan hingga
beberapa bulan atau
tahun, bahkan ada
yang ditangguhkan
sampai hari akhirat,
menjadi deposito
pahala di akhirat
nanti. Agar do ’a
berpeluang
dikabulkan, kita
harus mengawalinya
dengan Asmaul
Husna, mengucapkan
Kalimah Tauhid,
berprasangka baik
pada Allah, optimis,
lakukan dengan
rendah hati, ulangi
beberapa kali, dan
iringi dengan usaha.
Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar